Share Me!

>
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Bersedekahlah dengan harta terbaik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Di dalam kedua jenis sedekah ini ada keutamaan masing-masing.

Sedekah terang-terangan dianjurkan untuk menyemangati orang lain, sedangkan sedekah secara sembunyi-sembunyi lebih mudah dalam menjaga niat. Sebab, jika niatnya ikhlas, amalan sedekah akan diterima oleh Allah Ta’ala, meski salah alamat.

Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, ada seorang yang berniat memberikan sedekah pada suatu malam. Ia pun membawa hartanya untuk diberikan kepada siapa pun yang ditemui.

Rupanya, sedekah itu sampai ke tangan pezina. Hingga orang-orang berkata, “Seorang pezina diberi sedekah.”

Orang itu pun berdoa, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas sedekah kepada pezina.” Lalu pada malam berikutnya, ia kembali berniat untuk bersedekah lagi.

Seperti kemarin, ia mencari penerima sedekah di tengah malam yang gulita. Hingga disampaikanlah sedekahnya kepada seseorang. Sebab niatnya sembunyi-sembunyi, ia tidak tahu siapa yang menerima sedekahnya.

Hingga pada pagi harinya beredar perkataan orang-orang, “Tadi malam, ada orang kaya yang diberi sedekah.” Sebab itulah, sang pemberi sedekah kembali panjatkan pinta, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas sedekah kepada orang kaya.”

Dua kali ‘salah alamat’, lelaki ini berniat untuk sampaikan sedekah yang ketiga. Masih dengan cara yang sama di tengah malam.

Maka alangkah terkejutnya dirinya saat mendengar warga mengatakan, “Semalam, ada seorang pencuri yang menerima sedekah.”

Dengan kalimat yang sama, lelaki itu kembali berdoa, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas sedekah kepada seorang pezina, orang kaya, dan pencuri.”

Maka kepada orang itu, sebagaimana riwayat yang dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya ini, datanglah malaikat yang mengatakan, “Sedekahmu telah diterima.”

“Adapun bagi pezina,” lanjut malaikat, “semoga ia menjaga diri dari zina. Dan semoga orang kaya akan mengambil pelajaran hingga ia mau berinfaq dengan apa yang telah Allah Ta’ala berikan kepadanya.”

Kemudian bagi pencuri, pungkas malaikat menyampaikan, “Semoga ia menjaga diri dari perbuatan mencurinya.”

Jelaslah sudah. Bahwa yang menjadi penentu diterima atau tidaknya amal adalah kualitas niat yang dikombinasikan dengan ikhtiar untuk melakukan yang terbaik. Setelah dua hal itu usai, cukuplah berserah diri kepada Allah Ta’ala yang mustahil menzalimi hamba-hamba-Nya. [Pirman]

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube