Share Me!

>
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Kabar menghebohkan datang dari Sumatera Barat. Seorang dosen liberal yang mengajar filsafat di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) dilaporkan menginjak Al Qur’an di ruang kuliah.

Dosen berinisial MK itu mengatakan kepada mahasiswa bahwa Al Qur’an yang ada saat ini bukanlah Al Qur’an yang sebenarnya. Sehingga tidak masalah baginya jika menginjak mushaf tersebut.

“Sesungguhnya al Qur’an itu berada di lauh Mahfuz. Ini hanyalah fotokopi al Qur’an yang statusnya hanyalah buku biasa, karena itu tak apa diinjak-injak. Hanya sebagai alat, jika al Qur’an sudah terkuasai maka alat itu tak diperlukan lagi,” kata dosen tersebut seperti dikutip beritamuallaf.or.id.

Aksi menginjak Al Qur’an itu dicontohkannya dalam rangka menjelaskan bahwa filsafat adalah kajian ilmu yang membahas sangat dalam hingga pada hakikatnya, bukan hanya sekedar tampak di mata.

Sontak, aksinya tersebut membuat sejumlah mahasiswa protes hingga ruang kuliah di lantai dua itu berubah menjadi gaduh. Namun, MK tetap mempertahankan keyakinannya bahwa mushaf itu sama seperti buku biasa, tidak masalah jika diinjak.

Sejumlah mahasiswa kemudian melaporkan MK kepada dekan dan pimpinan UMSB. Kejadian tersebut berlangsung pada 8 April lalu. Sepuluh hari kemudian, UMSB memecat oknum dosen tersebut.

Bersamadakwah mencoba menghubungi MK untuk mengklarifikasi apakah benar ia menginjak mushaf Al Qur’an, namun hingga berita ini dimuat tidak ada jawaban dari MK. [Ibnu K/bersamadakwah]

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

SOURCE

Are You Ready?

Posted by zen | 22.44 Categories:
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


"O Son of Adam! You are nothing but a number of days,
whenever each day passes then a part of you has gone."

al-Ḥasan al-Baṣrī رحمه الله

Translate:

"Wahai anak Adam! Kamu bukan apa-apa selain (menunggu) hitungan hari,
ketika setiap kali hari berlalu, kau telah kehilangan sebagian dirimu"

al-Ḥasan al-Baṣrī رحمه الله


وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Merdeka.com - Pagi hari usai pelajaran olahraga, Nadiah Nurul Fauziah seorang siswa SMU di Bandung berjumpa seorang kakek renta membawa timbangan berat badan. Kakek tersebut berkepala plontos, berkacamata, dan mata sebelah kirinya diperban.

Saat itu, Nadiah sempat bingung dengan aktifitas yang dilakukan kakek ini. Di zaman serba instan ini masih ada orang yang menawarkan jasa timbangan keliling.

"Orang pasti mikir ngapain nimbang, orang punya timbangan di rumah," kisah Nadia lewat akun facebooknya Nadiah Nurul Fauziah, Kamis (11/9).

Nadia tersentuh perasaannya. Gadis SMU ini sempat mau mencoba tawaran menimbang berat badan. namun, dia urungkan karena takut terlambat masuk pelajaran sekolah berikutnya dan kebetulan tak membawa uang sepeser pun.

"Saya sebenernya kasihan banget, sumpah soalnya udah tua renta gitu kalau kerja juga kerja apa. Tapi pas waktu itu saya enggak bawa uang sama sekali di saku," tambah dia.

Sesampai rumah, Nadia terus kepikiran nasib kakek tersebut. dia sempat bercerita kepada ibunya terkait kejadian unik yang dia temukan.

Tak berhenti di situ, Nadia pun melampiaskan rasa penasarannya dengan berselancar di dunia maya. alhasil dia menemukan link http://ask.fm/vanessagaspersz/answer/117551892523 yang mengungkap nama dan latar belakang kakek penjaja timbangan keliling itu.

"Namanya Pak Emin Dudung, mantan pejuang angkatan 45 (tertulis di kartu anggotanya veteran)," tulis akun @vanessagaspersz.

"Ia hanya mencari uang di sebuah kawasan ramai pengunjung di Bandung. Pak Emin duduk sambil menawarkan jasa timbang badan dengan tarif seikhlasnya untuk sesuap nasi," tambah akun @vanessagaspersz.

Nadia sangat menghargai usaha mantan pejuang 45 tersebut. Dia berharap negara tak hanya menghormati pahlawan di upacara hari Senin, tapi memberikan kesejahteraan bagi mereka yang hidup.

Nadia mengunggah kisah itu Kamis (11/9) lalu. Hingga Sabtu (13/9) malam, 1.169 orang memberikan me-like kisah tersebut. 722 Orang membagikan kisah ini dari satu akun ke akun lain.

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Syahida.com – Secara bahasa ‘Arsy bisa bermakna singgasana. ‘Arsy adalah tempat Allah bersemayam untuk mengatur segala urusan manusia dan semua makhluk ciptaan-Nya. Kita sama sekali tidak bisa membayangkan, seberapa besarnya singgasana Allah itu? Percaya kepada adanya ‘Arsy Allah adalah termasuk tuntutan keimanan, yang hukumnya wajib bagi kaum muslimin. Tentang bagaimana sifat dan bentuk ‘Arsy Allah itu, maka perkara tersebut adalah bagian dari rahasia dan kuasa Allah.

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah. Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?” (Yunus: 3)

Allah hanya sedikit memberikan gambaran tentang singgasananya itu. Pertama; ‘Arsy itu besar, kedua; ‘Arsy itu mulia, ketiga; ‘Arsy Allah itu dipikul oleh malaikat. Perhatikan ayat-ayat berikut ini,

“Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.” (at-Taubah: 129)

“Maka maha tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (Al-Mukminun: 116)

Disekitar ‘Arsy Allah yang agung itu, ada malaikat-malaikat yang bertugas di sana, diantaranya adalah:

Malaikat yang memikul ‘Arsy
Keberadaan malaikat yang memikul ‘Arsy ini dikabarkan Allah, “(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (Seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” (Al-Mukminun: 7)

Dari konteks penyebutannya yang bersifat jamak, bisa dipastikan, bahwa malaikat yang memikul ‘Arsy Allah adalah lebih dari satu. Dalam ayat ini memang tidak disebutkan bilangan mereka.

Tetapi pada ayat dan surat lain yang menggambarkan berita tentang kiamat, ada penyebutan jumlah malaikat yang memikul ‘Arsy Allah. Perhatikan ayat berikut ini:

“Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” ( Al-Haqqah: 16-17)

Kita tidak tahu, apakah malaikat yang mengangkat ‘Arsy Allah selalu ada delapan ataukah hanya pada peristiwa hari kiamat saja. Wallahua’alam.

Malaikat yang bertasbih disekitar ‘Arsy
Selain para malaikat yang mengangkat ‘Arsy Allah, di sekililing ‘Arsy juga banyak berhimpun para malaikat. Pekerjaan mereka hanya bertasbih dan memuji Allah dalam kekhusukan dan ketaatan yang sangat dalam.

“Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan diantara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: ‘Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (Az-Zumar: 75)

Kata melingkar-lingkar di dalam ayat tersebut menyiratkan kepada kita, bahwa jumlah malaikat yang bertasbih di sekeliling ‘Arsy Allah jumlahnya sangat banyak. Ukuran ‘Arsy sendiri pun sangatlah besar, sehingga sekelilingnya pun merupakan tempat yang pasti luas sekali.

Malaikat yang berada di Baitul-Makmur
Baitul makmur sebenarnya bukanlah bagian dari ‘Arsy Allah, namun beberapa riwayat menyebutkan bahwa letak baitul-makmur adalah di samping ‘Arsy Allah, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: “Rumah itu terletak di samping ‘Arsy yang dimakmurkan oleh para malaikat yang mendirikan shalat di dalamnya setiap hari.”

Di dalam riwayat lain, pada peristiwa Isra & Mi’raj Rasulullah bersabda, “Lalu Jibril mengangkatku ke baitul makmur, ternyata hari tempat itu dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat, mereka tidak akan kembali ke sana (kecuali) telah menyelesaikan tugas terakhirnya.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)

Dapat dibayangkan berapakah jumlah seluruh malaikat Allah, jika dalam satu harinya ada tujuh puluh ribu diantara mereka yang memasuki baitul-makmur. Tentu yang akan lebih hebat lagi adalah seberapa besarkah tempat yang bernama baitul makmur itu, sehingga mampu menampung malaikat dalam jumlah yang sangat besar itu. Yang lebih fantastis dari itu semua adalah kebesaran Allah yang Maha Agung. Jika ciptaan-ciptaanNya saja telah begitu besar dan dahsyat maka ke dahsyatan, kebesaran, dan keagungan pencipata-Nya sungguh tiada terkira. Allahu akbar, tiada Tuhan selain engkau ya Allah.

Oleh karenanya, membatasi diri kita dengan hanya memahami adanya sepuluh malaikat Allah sungguh sikap yang tidak bijaksana. Dengan menghayati besarnya jumlah malaikat yang dimiliki Allah akan lebih mengasah kekaguman dan pengakuan manusia atas kebesaran Allah yang Maha Agung yang kuasa menciptakan dan mengendalikan hamba-hambaNya dalam jumlah yang sangat banyak.

Apa yang telah diuraikan di atas sesungguhnya belumlah mencakup penggambaran jumlah malaikat yang sesungguhnya. Hal ini dimungkinkan karena beberapa hal:

Pertama, data di atas masih berdasarkan data dan informasi yang penulis dapatkan. Ada banyak data yang sama sekali belum penulis ketahui, yang mungkin terangkum di dalam banyak kitab hadits, yang kesemuanya itu belum penulis baca. Pemahaman dan ilmu penulis sangatlah terbatas mengenai tema ini.

Kedua, tidak semua sabda Rasulullah sampai kepada kita. Ada banyak hal yang menjadi penyebabnya, diantaranya catatan-catatan itu hilang atau rusak sehingga tidak terdokumentasikan. Atau beberapa sahabat memang mengambil kebijakan untuk menyimpan beberapa persoalan yang terkait keghaiban agar tidak memunculkan kesalahpahaman di masa yang akan datang.

Dengan demikian, apa yang tersaji di dalam risalah sederhana ini merupakan sedikit informasi tentang jumlah malaikat, atas realitas jumlah mereka yang sesungguhnya. Hanya di sisi Allahlah pengetahuan yang hakiki mengenai perkara ini. [Syahida.com]

Sumber : Kitab Jejak Malaikat di Bumi, M Hilal Tri Anwari

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



Syahida.com – Dalam rangka memberikan apresiasi yang tinggi kepada kaum muslimin yang menggunakan waktunya untuk mengingat Allah, apapun bentuk zikirnya, Allah berkenan mengirimkan para malaikat-Nya untuk mencatat, mengayomi, dan ada pula yang turut serta mengikuti majelis tersebut. Malaikat-malaikat tersebut adalah:

A. Malaikat yang menaungi pembaca al-Qur’an

Keterangan mengenai para malaikat yang menaungi para pembaca al-Qur’an ini merujuk pada sabda Rasulullah, “Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia maupun di akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa meolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, pasti Allah memudahkan baginya jalan ke surga. Apabila berkumpul suatu kaum di salah satu masjid untuk membaca al-Qur’an secara bergantian dan mempelajarinya, niscaya mereka akan diliputi sakinah (ketenangan), diliputi rahmat, dan dinaungi malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka dihadapan makhluk-makhluk lain di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalannya, maka tidak akan dipercepat kenaikan derjatnya.” (HR. Muslim)

Siapapun, dari kaum apapun, pada kurun siapa pun, akan berlaku ketentuan Allah bahwa mereka akan dinaungi malaikat jika mereka berkumpul dalam rangka membaca dan mempelajari al-Qur’an. Kedatangan para malaikat untuk menaungi kaum yang berkumpul untuk membaca al-Qur’an dengan demikian berlaku juga pada kurun kita sekarang ini.

Maka, sungguh beruntunglah para pembaca al-Qur’an. Di dunia mereka akan diliputi oleh ketenangan dan rahmat serta dinaungi para malaikat. Di akhirat nanti Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepadanya.

B. Malaikat yang mencari majelis zikir

Diantara keutamaan orang yang berdzikir adalah mereka akan mendapatkan ampunan dari Allah dan majelis mereka dihadiri oleh para malaikat. Hadits berikut ini menjelaskan tentang bagaimana para malaikat Allah senantiasa mencari forum zikir .

Informasi dari hadits menunjukan bahawa intensitas hubungan manusia dengan malaikat dan kedekatan antara keduanya sesungguhnya dapat diatur. Kita bisa semakin dekat dengan malaikat dan sebaliknya juga menjadi  manusia yang sangat diajauhi malaikat Allah.

C. Malaikat yang berkunjung pada malam Qadr

Malam Qadr adalah malam yang istimewa bagi umat Islam khususnya umat Muhammad SAW. Banyak hadits yang menyinggung tentang keutamaannya, dan anjuran beribadah pada malam itu. Keberadaan malam Qadr ini sungguh berkah bagi umat nabi muhammad. Dibandingkan dengan umat para  nabi dan rasul terdahulu, umur umat nabi muhammad adalah yang paling pendek. Namun demikian, Allah berkenaan membuka rahasia adanya malam Qadr ini, seakan discount dari Allah. salah satu keistimewaan malam Qadr adalah adanya kunjungan para malaikat yang langsung dipimpin oleh jibril.

Siapa malaikat yang mendampingi jibril dalam kunjungannya pada malam Qadr? Allah dan Rasulullah tiadak memberi informasi siapa mereka. Yang jelas ada malaikat selain jibri, dan jumlahnya sangat banyak, turun pada moment yang peunh berkah itu.

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (al-Qadr: 4) [Syahida.com]

Sumber : Kitab Jejak Malaikat di Bumi, M Hilal Tri Anwari

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Feed - Sedikit yang menyadari kalau kuku pada jari manusia bisa memberi peringatan terhadap kesehatan Anda. Bahkan, bentuk dan tekstur kuku manusia bisa mendeteksi adanya penyakit serius dalam tubuh seseorang.

Coba lihat kuku-kuku pada jari manis Anda, apakah tebal atau tipis? Bergelombang atau bergaris? Jika iya, segeralah periksa kesehatan Anda. Seperti dilansir dari tophealthylife.com, berikut adalah cara melihat kesehatan dari bentuk kuku Anda.

1. Kuku berubah warna

via donnapeach.com

Kuku yang sehat adalah kuku yang punya warna merah dengan sentuhan warna putih di bagian pangkal. Namun, jika kuku Anda memiliki warna pucat atau bergaris dengan warna lain, mungkin Anda memiliki beberapa masalah kesehatan serius yang tersembunyi.

Kuku yang punya warna hijau bisa dihubungkan dengan infeksi bakteri. Sementara garis-garis merah di kuku bisa dihubungkan dengan infeksi katup jantung. Beda lagi jika Anda punya kuku berwarna pucat, itu bisa menjadi tanda kelemahan vitamin.

Kuku dengan warna kebiruan dapat menunjukkan tingkat oksigen yang rendah dalam darah Anda. Dan, kuku berwarna putih bisa menjadi tanda penyakit hati, seperti hepatitis

2. Kuku tebal

via nailfungusproducts

Kuku tebal adalah bentuk kuku yang tidak wajar. Kuku tebal dengan tekstur bergelombang dapat berhubungan dengan infeksi jamur. Sementara kuku tebal dan terbelah bisa menandakan penyakit tiroid dan psoriasis.

3. Kuku Mengelupas

via webmd.com

Kuku ini tampak mengelupas dari dalam lapisan. Ini bukan diakibatkan karena terlalu sering mencuci atau memoles kuku. Kuku yang mengelupas dapat berhubungan dengan vitamin C, asam folat, dan kelemahan protein. Selain itu, menurut situs Webmd.com sekitar sepuluh persen kuku yang mengelupas bisa memberi tanda bahwa Anda kekurangan gizi.

4. Kuku cekung

via thepinoycookbook.com

Kuku yang melengkung ke atas bisa menandakan bahwa Anda kekurangan zat besi, tanda penyakit jantung, dan hipotiroidisme.

5. Kuku berlubang

via deccanchronicle.com

Bentuk kuku berlubang seperti kena benturan ini bisa dihubungkan dengan psoriasis dan masalah kesehatan rambut, seperti kerontokan.

6. Kuku bergaris

via healingtalks.com

Jika kuku Anda halus dengan garis mulus, maka Anda sehat. Tapi jika Anda memiliki tekstur garis yang kasar, maka ada masalah kesehatan pada tubuh Anda. Garis kasar pada kuku dapat berhubungan dengan kekurangan zat besi, inflamasi arthritis, dan lupus.

7. Kuku bengkak

via practicaloutdoors.com

Bentuk kuku bengkak, oval, atau kembung itu kemungkinan Anda punya masalah dengan kesehatan. Penyakit paru-paru atau masalah pernapasan jadi gangguan yang kesehatan yang bersembunyi pada tubuh si pemilik kuku.

Tak hanya itu, jenis kuku ini juga berkaitan erat dengan penyakit radang usus, penyakit hati, bahkan AIDS. Bentuk kuku ini bukan satu-satunya cara untuk melihat kesehatan manusia. Namun tanda-tanda yang diberikan oleh kuku ini bisa jadi peringatan untuk Anda hidup lebih sehat dan memeriksa kesehatan Anda.

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Sobat, seberapa besarkah rasa cinta kita kepada Allah? Mungkin di antara kita ada yang mengaku mencintai Allah. Tetapi sesungguhnya apakah kita masih mengetahui apa sajakah tanda-tanda cinta padaNya? Imam Al-Ghazali dalam buku Kimia Kebahagiaan, memberi gambaran dan memotivasi kita menjadi hamba yang mencintai Sang Pencipta.

1. Tidak membenci atau merasa takut pada kematian
Nabi SAW bersabda: “Siapa yang ingin melihat Allah, Allah pun ingin melihatnya." Seorang pencinta Allah yang ikhlas mungkin saja bisa takut akan kematian sebelum ia menyelesaikan persiapannya untuk ke akhirat. Tapi jika ia ikhlas ia akan rajin dalam membuat persiapan-persiapan itu.

2. Rela mengorbankan kehendaknya demi kehendak Allah.
Seseorang yang mencintai Allah pastilah berpegang erat-erat kepada apa yang membawanya lebih dekat kepada Allah. Dan juga menjauhkan diri dari tempat-tempat yang menyebabkan ia berada jauh dari Allah.

3. Mengingat Allah sepanjang waktu.
Jika seseorang memang mencintai, maka ia akan terus mengingat-ingat dan jika cintanya itu sempurna, maka ia tidak akan pernah melupakanNya.

4. Cinta pada Al Quran.
Seseorang yang mencintai Allah akan mencintai al-Qur’an yang merupakan firman Allah. Jika cintanya memang benar-benar kuat, ia akan mencintai semua manusia, karena mereka semua adalah hamba-hamba Allah.

5. Tamak dalam beribadah.
Seseorang yang mencintai Allah akan bersikap tamak terhadap ‘uzlah untuk tujuan ibadah. Ia akan terus mendambakan datangnya malam agar bisa berhubungan dengan Temannya tanpa halangan.

6. Ibadah menjadi hal mudah baginya.
Jika kecintaan kepada Allah sudah sempurna, maka tak ada kebahagiaan yang bisa menandingi kebahagiaan beribadah.

7. Pencinta Allah akan mencintai orang-orang yang menaatiNya, dan membenci orang-orang kafir dan orang-orang yang tidak taat. Orang-orang yang berpegang erat-erat kepada-Ku sebagaimana seorang anak kepada ibunya. Yang berlindung di dalam pengingatan kepada-Ku sebagaimana seekor burung mencari naungan pada sarangnya. Dan akan sangat marah jika melihat perbuatan dosa sebagaimana seekor macan marah yang tidak takut kepada apa pun.

Semoga kita diberikan kenikmatan untuk merasakan kecintaan thd Allah dan memiliki seluruh tanda-tanda cinta yg disebutkan di atas.

‪#‎RZMuhasabah‬

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Dalam setiap kejadian yang dialami oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,sahabat, dan orang shaleh setelahnya selalu ada hikmah bagi kaum muslimin. Di dalamnya senantiasa terkandung pelajaran yang amat berharga. Pelajaran nan mulia nilainya itu, bisa juga kita terapkan dalam kehidupan sehari-sehari dalam menghadapi ujian yang Allah Ta’ala berikan.

Disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, bahwa pasukan kaum muslimin terpojok dalam Perang Yarmuk. Di dalam peperangan tersebut, yang diangkat sebagai panglima adalah Abu ‘Ubaidah. Sedangkan yang mengangkatnya adalah ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu.

Sedangkan di dalam pasukan yang terpojok itu terdapat ‘Iyadh al-Asy’ari. Ia pun mengirmkan sepucuk surat untuk meminta bantuan kepada Panglima Abu ‘Ubaidah. Dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir terkait isi surat itu, “Kematian telah menghantui kami. Dan, kami meminta bantuan kepadamu.”

Tak lama setelah itu, pasukan kaum muslimin pun mendapat surat balasan dari Panglima Abu ‘Ubaidah. Dibukalah surat tersebut, dan dibaca dengan teliti setiap kalimat di dalamnya.

Kata sang Panglima menulis:

Surat kalian yang meminta bantuan kepadaku telah kuterima. Dan, aku ingin menunjukkan siapa yang lebih besar pertolongannya dan memiliki pasukan tentara yang tangguh; itulah Allah Ta’ala.
Mohonlah pertongan kepada-Nya. Sesungguhnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah ditolongnya pada waktu Perang Badar. Padahal, jumlah pasukan beliau lebih sedikit dari kalian.
Jika suratku telah sampai di tangan kalian, maka seranglah mereka dan janganlah kembali kepadaku.

Mari berhenti sesaat. Jika kita bagian dari pasukan yang terpojok itu, apa yang ada di benak kita? Ngedumel tidak ikhlas? Marah-marah dengan mengatakan, “Dimintai bantuan kok malah ceramah”? Atau kalimat tak pantas lainnya?

Mahasuci Allah Ta’ala, pasukan kaum muslimin yang terpojok itu mendapatkan aliran semangat yang amat dahsyat untuk melanjutkan jihad. Satu kalimat yang amat membekas dalam surat tersebut adalah, “Mintalah pertolongan kepada Allah Ta’ala.”

Adakah yang lebih baik pertolongannya dari Allah Ta’ala? Adakah yang lebih agung pembelaannya dari Allah ‘Azza wa Jalla? Dialah sebaik-baik Penolong dan Pembela.

Lantas, apa dampak dari surat tersebut bagi kaum muslimin yang berjihad itu?

“Maka kami pun segera memerangi mereka hingga berhasil memukul mundur pasukan musuh sejauh empat farsakh. Dan, kami pun berhasil mendapatkan harta rampasan perang.”

Satu farsakh senilai dengan delapan kilometer. Maka hanya dengan memahami makna perkataan “Minta tolonglah kepada Allah”, kaum muslimin bisa memukul mundur pasukan musuh sejauh tiga puluh dua kilometer. Allahu Akbar!

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Akhwatmuslimah.com – Bolehkah berwudhu dengan air bak mandi yang terkena percikan sabun hingga berubah warna, bau, dan rasanya?

Air yang mengalami perubahan dari aslinya, baik perubahan warna, bau, atau rasa karena pengaruh campuran unsur lain yang suci, namun tidak didominasi oleh campuran tersebut dan masih tetap dinamakan air, tetap suci dan menyucikan (thahur). Seperti perubahan air bak yang bercampur dengan percikan sabun, air kolam yang kejatuhan daun-daun, air sawah yang bercampur tanah, atau yang lainnya. Ini tetap dinamakan air dan sah untuk wudhu atau mandi.

Berbeda halnya dengan air yang dicampur dengan bahan minuman seperti susu, kopi, teh, atau bumbu masakan, dan semacamnya, yang mendominasinya dan mengubah namanya menjadi nama lain, sehingga tidak lagi dinamakan air secara mutlak. Misalnya, dinamakan minuman teh, kopi, susu, atau kuah, dan yang semacamnya. Yang seperti ini sudah tidak termasuk kategori air yang menyucikan, meskipun suci. Dengan demikian, jenis ini tidak sah untuk wudhu dan mandi.

Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk berwudhu dengan air laut. Padahal air laut telah berubah rasanya menjadi asin dengan perubahan yang sangat drastis dari asal rasa air yang tawar. Demikian pula perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menggunakan air yang dicampuri daun bidara (yang telah ditumbuk halus) bagi wanita yang mandi suci dari haid/nifas dan dalam memandikan jenazah. Padahal campuran daun bidara tersebut tentu saja akan memberi perubahan pada air.

Lebih dari itu, tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa air yang mengalami perubahan warna, bau, atau rasa oleh campuran unsur lain, tidak lagi termasuk kategori air yang menyucikan.

Inilah pendapat yang rajih (kuat) dalam masalah ini yang dipilih oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ Al-Fatawa (21/17-20 cet. Darul Wafa’), Asy-Syaikh As-Sa’di di dalam Al-Mukhtarat Al-Jaliyyah (hal. 12-13), Asy-Syaikh Ibnu Baz dalam Majmu’ Fatawa (10/19-20), dan Asy-Syaikh Al-’Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumti’ (1/38, 44, cet. Muassasah Asam). Ini juga adalah mazhab Abu Hanifah dan salah satu riwayat dari Ahmad.

Kalau pun terjadi perubahan warna, bau, atau rasa karena pengaruh benda najis yang bercampur dengannya, air itu bernajis dan sudah tidak suci lagi. Salah satu saja dari tiga sifat tersebut yang berubah, baik warna, bau, atau rasanya, maka air itu telah ternajisi dan tidak sah untuk wudhu atau mandi.
Kesimpulannya, air hanya terbagi menjadi dua:

1. Air yang suci lagi menyucikan (thahur), meskipun berubah sebagian sifatnya oleh campuran unsur suci, selama tidak mengubahnya keluar dari nama air ke nama lain. Jenis ini sah untuk wudhu dan mandi.

2. Air yang ternajisi oleh unsur najis yang mengubah salah satu sifatnya, baik warna, bau, maupun rasanya. Jenis ini tidak sah untuk wudhu dan mandi.
Wallahu a’lam.

[Sumber : AsySyariah]

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Pada suatu hari Uqa'il bin Abi Thalib telah pergi bersama-sama dengan Nabi Muhammad S.A.W. Pada waktu itu Uqa'il telah melihat berita ajaib yang menjadikan tetapi hatinya tetap bertambah kuat di dalam Islam dengan sebab tiga perkara tersebut.

Peristiwa pertama adalah, bahwa Rasulullah S.A.W akan mendatangi hajat yakni membuang air besar dan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon. Maka baginda S.A.W berkata kepada Uqa'il,

"Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan sampai ke pohon itu, dan katalah kepadanya, bahwa sesungguhnya Rasulullah berkata; Agar kamu semua datang kepadanya untuk menjadi aling-aling atau penutup baginya, kerana sesungguhnya baginda akan mengambil air wuduk dan buang air besar."

Uqa'il pun keluar dan pergi mendapatkan pohon-pohon itu dan sebelum dia menyelesaikan tugas itu ternyata pohon-pohon sudah tumbang dari akarnya serta sudah mengelilingi di sekitar baginda S.A.W selesai dari hajatnya. Maka Uqa'il kembali ke tempat pohon-pohon itu.

Peristiwa kedua adalah, bahawa Uqa'il berasa haus dan setelah mencari air ke mana pun juga namun tidak ditemui. Maka baginda S.A.W berkata kepada Uqa'il bin Abi Thalib, "Hai Uqa'il, dakilah gunung itu, dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan, "Jika padamu ada air, berilah aku minum!"

Uqa'il lalu pergilah mendaki gunung itu dan berkata kepadanya sebagaimana yang telah disabdakan baginda itu. Maka sebelum ia selesai berkata, gunung itu berkata dengan fasihnya, "Katakanlah kepada Rasulullah, bahawa aku sejak Allah S.W.T menurunkan ayat yang bermaksud : ("Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu berserta keluargamu dari (siksa) api neraka yang umpannya dari manusia dan batu)." "Aku menangis dari sebab takut kalau aku menjadi batu itu maka tidak ada lagi air padaku."

Peristiwa yang ketiga ialah, bahawa ketika Uqa'il sedang berjalan dengan Nabi, tiba-tiba ada seekor unta yang meloncat dan lari ke hadapan rasulullah, maka unta itu lalu berkata, "Ya Rasulullah, aku minta perlindungan darimu." Unta masih belum selesai mengadukan halnya, tiba-tiba datanglah dari belakang seorang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus. Melihat orang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus.

Melihat orang Arab kampung itu, Nabi Muhammad S.A.W berkata, "Hendak di  apakan kamu terhadap unta itu ?"

Jawab orang kampungan itu, "Wahai Rasulullah, aku telah membelinya dengan harta yang mahal, tetapi dia tidak mau taat atau tidak mau jinak, maka akan kupotong saja dan akan kumanfaatkan dagingnya (kuberikan kepada orang-orang yang memerlukan)." Rasulullah S.A.W bertanya, "Mengapa engkau menderhakai dia?"

Jawab unta itu, "Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak menderhakainya dari satu pekerjaan, akan tetapi aku menderhakainya dari sebab perbuatannya yang buruk. Kerana kabilah yang dia termasuk di dalam golongannya, sama tidur meninggalkan sholat Isyak. Kalau sekiranya dia mau berjanji kepada engkau akan mengerjakan sholat Isyak itu, maka aku berjanji tidak akan menderhakainya lagi. Sebab aku takut kalau Allah menurunkan siksa-Nya kepada mereka sedang aku berada di antara mereka."

Akhirnya Nabi Muhammad S.A.W mengambil perjanjian orang Arab kampung itu, bahwa dia tidak akan meninggalkan sholat Isyak. Dan baginda Nabi Muhammad S.A.W menyerahkan unta itu kepadanya. Dan dia pun kembali kepada keluarganya.

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Berikut ini adalah sebuah kisah perjalanan taubat dari seseorang yang terjerumus ke dalam lumpur kegelapan, silahkan disimak.

Abu Abdillah berkata:

"Aku tak tahu bagaimana harus menuturkan kisah ini padamu. Kisah yang pernah aku alami sendiri beberapa tahun yang lalu, sehingga mengubah total perjalanan hidupku, sebenarnya aku tak ingin menceritakannya, tapi demi tanggung jawab di hadapan Allah, dan peringatan bagi para pemuda yang mendurhakai Allah dan demi pelajaran bagi para gadis yang mengejar bayangan semu, yang disebut cinta, maka aku ungkapkan kisah ini."


Ketika itu, kami tiga sekawan. Yang mengumpulkan kami adalah kesamaan nafsu dan kesia-siaan. Oh tidak, kami berempat... satunya lagi adalah setan.

Kami berburu gadis-gadis. Mereka kami rayu dengan kata-kata manis, hingga mereka takluk, lalu kami bawa ke sebuah taman kecil terpencil. Di sana kami berubah menjadi serigala-serigala  yang tak menaruh belas kasihan mendengar rintihan permohonan mereka, hati dan perasaan kami sudah mati.

Begitulah hari-hari kami di taman, di tenda atau dalam mobil yang di parkir di pinggir pantai. Sampai suatu hari, yang tak pernah saya bisa melupakannya, seperti biasa kami pergi ke taman. Seperti biasa pula, masing-masing kami menyantap satu mangsa gadis, di temani minunan laknat. Satu hal kami lupa saat itu, makanan. Segera salah seorang di antara kami bergegas membeli makanan dengan mengendarai mobilnya. Saat ia berangkat. Jam menunjukkan pukul enam sore. Beberapa jam berlalu, tapi teman kami itu belum juga kembali. Pukul sepuluh malam , hatiku mulai tak enak dan gusar. Maka aku  segera membawa mobil untuk mencarinya, di tengah perjalanan, di kejauhan aku melihat jilatan api, aku mencoba mendekat.

Astaghfirullah, aku hampir tak percaya dengan yang kulihat. Ternyata api itu bersumber dari mobil temanku yang terbalik dan terbakar. Aku panik seperti orang gila. Aku segera mengeluarkan tubuh temanku dari mobilnya yang masih menyala. Aku ngeri tatkala melihat separuh tubuhnya masak terpanggang api. Kubopong tubuhnya lalu kuletakkan di tanah.

Sejenak kemudian, dia berusaha membuka kedua belah matanya, ia berbisik lirih:

"...api….api ……!"

Aku memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit dengan mobilku. Tetapi dengan suara campur tangis, ia mencegah:

"Tak ada gunanya... aku tak akan sampai …!"

Air mataku tumpah, aku harus menyaksikan temanku  meninggal di hadapanku. Di tengah kepanikanku, tiba-tiba ia berteriak lemah:

"Apa yang mesti kukatakan kepadaNya? Apa yang mesti kukatakan padaNya?"

Aku memandanginya penuh keheranan.

"S-s-siapa?" Tanyaku.

Dengan suara yang seakan  berasal dari sumur yang amat dalam, dia menjawab:

"Allah!"

Aku merinding ketakutan. Tubuh dan perasaanku terguncang keras. Tiba-tiba temanku itu menjerit, gemanya menyelusup kesetiap relung malam yang gulita, lalu kudengar teriakan  nafasnya yang terakhir:

"Innaalillaahi wa’inna ilaihi raajiuun"

Setelah itu, hari-hari berlalu seperti sedia kala, tetapi bayangan temanku yang meninggal, jerit kesakitannya, api yang membakarnya dan lolongannya

"Apa yang harus kukatakan padaNya? Apa yang harus kukatakan padaNya?"

Seakan terus membuntuti setiap gerak dan diamku.

Pada diriku sendiri aku bertanya:

"Aku…apa yang harus kukatakan padaNya...?"

Air mataku menetes lalu sebuah getaran aneh menjalari jiwaku. Saat puncak perenungan itulah, sayup-sayup aku mendengar adzan subuh menggema:

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaaha illa Allah ….
Asyhadu Anna Muhammadar Rasuulullah, Hayya ‘ Alash Shalaah …"

Aku merasa bahwa adzan itu hanya ditujukan pada diriku saja. Mengajakku menyingkap fase kehidupanku yang kelam, mengajakku pada jalan cahaya dan hidayah. Aku segera bangkit mandi dan wudhu, mensucikan tubuhku dari noda-noda kehinaan yang menenggelamku selama bertahun-tahun.

Sejak saat itu, aku tak pernah lagi meninggalkan shalat. Aku memuji Allah, yang tidak layak dipuji selain Dia. Aku telah menjadi manusia lain. Maha Suci Allah yang mengubah berbagai keadaan. Dengan seizin Allah, aku telah menunaikan umrah. Insya Allah aku akan melaksanakan haji dalam waktu dekat, siapa yang tahu? Umur ada di tangan Allah? (*)

(*) Lisy Syababi Faqoth ( Hal : 7-10)

Sumber: Saudariku Apa yang menghalangimu Untuk berjilbab, Abdul Hamid Al-bilaly, Penerjemah: Ainul Haris, Editor: Muhammadun Abd Hamid, Pustaka Darul Haq dari kisahislam.net

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Bacalah sekejap, ilmu yang berguna untuk semua. Seorang profesor yang atheis berbicara dalam sebuah kelas.

Profesor: "Apakah Allah menciptakan segala yang ada?"

Para mahasiswa: "Betul! Dia pencipta segalanya."

Profesor: "Jika Allah menciptakan segalanya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan."

(Semua terdiam. Agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).

Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.

Mahasiswa: "Prof! Saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?"

Profesor: "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja, dingin itu ada."

Mahasiswa: "Prof! Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fizik, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah ketiadaan panas.

Suhu -460 degree Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Semua partikel menjadi diam. Tidak boleh bertindak pada suhu tersebut.

Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas ya.

Selanjutnya! Apakah gelap itu ada?"

Profesor: "Tentu saja ada!"

Mahasiswa: "Anda salah lagi Prof! Gelap juga tidak ada.

Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya boleh kita pelajari. Sedangkan gelap tidak boleh.

Kita boleh menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna.

Tapi! Anda tidak boleh mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensiti cahaya di ruangan itu.

Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya.

Jadi! Apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?"

Profesor mulai bimbang tapi menjawab juga: "Tentu saja ada."

Mahasiswa: "Sekali lagi anda salah Prof! Kejahatan itu tidak ada. Allah tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan. Seperti dingin dan gelap juga.

Kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Allah dalam dirinya.

Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia."

Profesor terpaku dan terdiam!

Dosa terjadi kerana manusia lupa hadirkan Allah dalam hatinya. Hadirkan Allah dalam hati pada setiap saat, maka akan selamatlah diri kita. Itulah Iman. Sesungguhnya dosa itu lahir saat iman tidak hadir dalam hati kita.

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Physics and Islam
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Allah Ta’ala Penguasa alam semesta. Dialah Rabb manusia dan seluruh makhluk. Dialah yang menciptakan, menumbuhkan, merawat, dan membimbing semua makhluk-Nya. Di Tangan-Nyalah bergantung semua urusan.

Dialah yang Esa. Tiada sekutu bagi-Nya. Yang Maha memberi petunjuk kepada hidayah (al-Islan) dan menyelamatkan manusia dari kesesatan. Siapa yang dikaruniai petunjuk oleh Allah Ta’ala; maka tak ada satu pun makhluk yang bisa menyesatkannya. Dan, siapa yang disesatkan bersebab perbuatan dirinya; maka tak ada yang bisa antarkan petunjuk kecuali Allah Ta’ala.

Ada satu orgn tubuh yang amat besar peranannya dalam menentukan baik atau buruknya seorang manusia. Organ inilah pusat kendali; jika dia baik, baik pula anggota tubuh yang lain; jika buruk, buruk pula anggota tubuh lainnya. Dalam sebuah riwayat disebutkan, organ ini berada (dalam kekuasaan) di antara Jari-jemari ar-Rahman.

Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah hati. Namun yang lain mengatakan bahwa organ itu jantung. Pendapat yang lainnya menyebutkan, yang dimaksud (hati/jantung) itu adalah organ tersebut secara fisik dan maknawi.

Di antara karakteristik organ ini adalah bolak-balik. Maka, ia menjadi salah satu penentu iman; kadang naik, seringkali turun. Sebab itulah, semasa hidupnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam amat sering memanjatkan doa memohon ketetapan hati di atas Islam dan ketaatan.

“Ya Rasulullah,” tanya Ummu ‘Aisyah kepada suami tersayangnya itu, “alangkah seringnya engkau berdoa dengan doa itu?”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang mulia perangainya itu pun menjawab, “Tidak ada satu hati pun, melainkan berada di antara Jari-jemari ar-Rahman (Allah Ta’ala)”

Karenanya, lanjut Rasulullah, “Jika Dia Menghendaki untuk meluruskannya, maka Dia akan meluruskannya. Dan, jika Dia Berkehendak membuatnya sesat, Dia pun akan menyesatkannya.”

Apakah doa yang senantiasa dibaca oleh Rasulullah hingga ditanyakan oleh Ummu ‘Aisyah ini? Ialah kalimat mulia sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih, “Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qalbi ‘ala Diinik. (Ya Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

Di akhir hadits, Nabi membaca firman Allah Ta’ala,

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau. Karena sesungguhnya Engkaulah yag Maha Pemberi (karunia).” (Qs. Ali ‘Imran [3]: 8)

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Merdeka.com - "Ini nak, tisu, Rp 5 ribu saja," ujar wanita renta dengan sempoyongan mendekati pembeli yang sedang makan di warung pecel ayam di sekitar Mall Ambassador, Jakarta Selatan, Jumat (3/4) malam.

Dengan badan yang sudah membungkuk, wanita renta tersebut menawarkan berbagai dagangan, seperti tisu, pasta gigi, lotion pencegah nyamuk, minyak angin, sabun mandi, rokok, dan beberapa kebutuhan lainnya. Barang-barang dagangannya itu dia taruh di dalam plastik kresek ukuran sedang. Tak banyak dagangan yang dia bawa.

"Ini untuk menyambung hidup, daripada minta-minta nak," kata wanita bernama Marni itu saat ditanya merdeka.com kenapa di usia senja masih jualan keliling Jakarta dengan jalan kaki.

Dengan suara bergetar dan terbata-bata, wanita berusia 72 tahun ini menceritakan, bekerja di Jakarta sebagai penjual tisu keliling adalah prinsip hidup. "Saya tidak mau diatur-atur sama anak saya," katanya yang mengaku memiliki 5 orang anak dan 12 cucu itu.

"Mereka tersebar, ada yang di Pasar Minggu, tapi saya tak tahu tempatnya," imbuh wanita asal Indramayu, Jawa Barat tersebut.

Berapa penghasilan setiap hari dengan jualan tisu dll tersebut? Nenek Marni tersenyum malu saat menjawabnya. Berulang-ulang merdeka.com harus mengulang pertanyaan dengan suara yang lebih keras lantaran pendengaran nenek Marni sudah berkurang.

"Sehari biasanya dapat Rp 60.000 sampai Rp 70.000, itu lakunya, bukan untungnya," ungkap Nenek Marni tanpa mau menyebut berapa keuntungan per hari jika barangnya cuma laku Rp 60-70 ribu per hari tersebut.

"Ya nanti diputer lagi uangnya buat beli barang-barang, dijual lagi," ceritanya.

Setiap hari, Nenek Marni berangkat kerja jualan keliling Jakarta setelah salat subuh, dan pulang hingga larut malam.

"Habis salat subuh, saya berangkat. Ini belum pulang (Pukul 19.00 WIB) karena baru dapat uang Rp 30.000. Kalau sudah dapat Rp 60.000 baru pulang," kata Nenek Marni.

Di Jakarta, Nenek Marni mengaku cuma numpang kepada orang-orang yang mau ditumpangi. Sehingga tiap malam tak tentu dia menginap di mana. "Sekarang nginap di rumah Ibu Asiyah di Setiabudi, nginep semalam," imbuhnya.

Wanita yang cuma bisa jalan pelan-pelan ini menuturkan, dirinya cuma bisa berdoa kepada Tuhan agar tetap bisa bekerja menghidupi dirinya tanpa tergantung pada orang lain.

"Saya tiap salat berdoa kepada Allah, semoga terus sehat biar bisa bekerja," ujarnya sambil berkaca-kaca.

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


A. Berita Gerhana Bulan 

Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional menyebut akan terjadi gerhana bulan total (GBT) pada Sabtu (4/4) besok. Kementerian Agama mengimbau kepada umat Islam agar menunaikan salat sunah gerhana.

"Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam mengimbau kepada umat Islam untuk melakukan salat sunah gerhana secara berjamaah, sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW dan dianjurkan (sunnah makkadah) untuk bertakbir terlebih dahulu," tulis Dirjen Bimas Islam Kemenag, Machasin, melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (3/4/2015).

Tak hanya salat, masyarakat juga dianjurkan untuk memperbanyak zikir, istighfar, bersedekah dan berdoa. "(Selain itu) dianjurkan melakukan amal-amal kebijakan lainnya," tutup Machasin.

Sekadar informasi, GBT dapat disaksikan di hampir seluruh kawasan Indonesia. Diperkirakan fenomena astronomis itu berlangsung mulai dari pukul 17.15 WIB. Namun, puncak dari GBT itu sendiri pada pukul 19.01 sampai dengan 20.44 WIB.

Berdasarkan informasi dari Lapan, untuk Indonesia barat gerhana terjadi pada pukul 17.16 WIB-20.45 WIB, untuk Indonesia tengah gerhana akan terjadi pukul 18.16 Wita-21.45 Wita dan untuk gerhana bulan total di Indonesia timur akan terjadi pada 19.16 WIT-22.45 WIT.

Saat gerhana terjadi warna bulan akan berubah menjadi semerah darah. Fenomena ini biasanya disebut sebagai blood moon. Sebelumnya, fenomena blood moon pernah terjadi di Indonesia pada Oktober 2014 lalu.

B. Latar Belakang Sholat Sunnah Gerhana Bulan

Hadis yang mendasari dilakukannya salat gerhana ialah:

"Telah terjadi gerhana Matahari pada hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Berkatalah manusia: Telah terjadi gerhana Matahari karana wafatnya Ibrahim. Maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam "Bahwasanya Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hambaNya dengan keduanya. Matahari gerhana, bukanlah kerana matinya seseorang atau lahirnya. Maka apabila kamu melihat yang demikian, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sehingga selesai gerhana." (HR. Bukhari & Muslim).

C. Tata Cara Sholat Sunnah Gerhana Bulan

Salat gerhana dilakukan dua rakaat dengan 4 kali rukuk yaitu pada rakaat pertama, setelah rukuk dan Iktidal membaca Al Fatihah lagi kemudian rukuk dan iktidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.

Bacaan Al-Fatihah pada salat gerhana bulan dinyaringkan sedangkan pada gerhana Matahari tidak. Dalam membaca surat yang sunnat pada tiap rakaat, disunnatkan membaca yang panjang. Hukum salat gerhana adalah sunnat muakkad berdasarkan hadis Aisyah Radhiallaahu anha. Nabi dan para shahabat melakukan di masjid dengan tanpa adzan dan ikamah, adalah sebagai berikut:

1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau Matahari terlebih dahulu.

2. Salat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.

3. Sebelum salat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan,

”Ash-shalatu jaami’ah.”

4. Niat melakukan salat gerhana Matahari (kusufisy-syams) atau gerhana bulan (khusufil-qamar), menjadi imam atau ma’mum.

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ / لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى

5. Salat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.

6. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.

7. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surah kembali

8. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surah kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Misalnya rakaat pertama membaca surat Yasin (36) dan ar-Rahman (55), lalu rakaat kedua membaca al-Waqiah (56) dan al-Mulk (78)

9. Setelah salat disunahkan untuk berkhutbah.


D. Amalan-Amalan Sunah Saat Melihat Gerhana

1. Pertama, memperbanyak dzikir, istighfar, takbir, sedekah, dan amal-amal kebajikan.

Dalam hadits dari Aisyah radhi Allahu ‘anha tentang gerhana matahari, Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ ، فَادْعُوا اللَّهَ ، وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

“Sesungguhnya gerhana matahari dan gerhana bulan tidak terjadi karena kematian seorang manusia atau kelahiran seorang manusia. Maka jika kalian melihat gerhana, berdoalah kalian kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah, dan bersedekahlah!” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Asma’ binti Abu Bakar radhi Allahu ‘anhu berkata: “Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam memerintahkan untuk memerdekakan budak saat terjadi gerhana matahari.”(HR. Bukhari dan Abu Daud)

2. Kedua, berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat gerhana secara berjama’ah

Dalam hadits dari Aisyah radhi Allahu ‘anha dia berkata:

رَكِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ غَدَاةٍ مَرْكَبًا فَخُسِفَتِ الشَّمْسُ ، فَخَرَجْتُ فِي نِسْوَةٍ بَيْنَ ظَهْرَانَيِ الْحِجْرِ فِي الْمَسْجِدِ ، فَأَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَرْكَبِهِ فَقَصَدَ إِلَى مُصَلَّاهُ الَّذِي كَانَ فِيهِ ، فَقَامَ وَقَامَ النَّاسُ وَرَاءَهُ

Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam pada suatu pagi menaiki kendaraannya, lalu terjadi gerhana matahari. Maka saya bersama kaum wanita keluar menuju masjid di antara kamar-kamar kami. Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam datang dengan kendaraannya, lalu menuju tempat ia biasa shalat. Beliau berdiri untuk shalat dan masyarakat shalat di belakang beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim dengan lafal Muslim)

3. Ketiga, kaum wanita juga dianjurkan ikut shalat berjama’ah di masjid jika aman dari bahaya (godaan terhadap lawan jenis, dll). Dalilnya adalah hadits Asiyah radhi Allahu ‘anha di atas.

4. Keempat, mengumandangkan ‘ash-shalatu jami’ah’ untuk memanggil jama’ah shalat berkumpul di masjid, namun shalat tidak didahului oleh adzan dan iqamat.

Berdasar hadits shahih:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : ” لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُودِيَ إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ

Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiAllahu ‘anhu berkata: “Ketika terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam, maka dikumandangkan seruan ‘Ash-shalaatu jaami’ah’.” (HR. Bukhari)

Hadits yang semakna diriwayatkan oleh imam Muslim dari jalur Aisyah radhiAllahu ‘anhu.

5. Kelima, khutbah setelah shalat gerhana

Berdasar hadits-hadits shahih tentang hal itu. Antara lain hadits Aisyah radhi Allahu ‘anha:

ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ انْجَلَتِ الشَّمْسُ ، فَخَطَبَ النَّاسَ ، فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ، ثُمَّ قَالَ : ” إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ ، فَادْعُوا اللَّهَ ، وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

Beliau selesai dari shalat dan gerhana telah selesai. Maka beliau menyampaikan khutbah. Beliau bertahmid dan memuji nama Allah, kemudian bersabda:

“Sesungguhnya gerhana matahari dan gerhana bulan tidak terjadi karena kematian seorang manusia atau kelahiran seorang manusia. Maka jika kalian melihat gerhana, berdoalah kalian kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah, dan bersedekahlah!” (HR. Bukhari dan Muslim)

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE 1 | SOURCE 2 | SOURCE 3
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Bersedekahlah dengan harta terbaik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Di dalam kedua jenis sedekah ini ada keutamaan masing-masing.

Sedekah terang-terangan dianjurkan untuk menyemangati orang lain, sedangkan sedekah secara sembunyi-sembunyi lebih mudah dalam menjaga niat. Sebab, jika niatnya ikhlas, amalan sedekah akan diterima oleh Allah Ta’ala, meski salah alamat.

Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, ada seorang yang berniat memberikan sedekah pada suatu malam. Ia pun membawa hartanya untuk diberikan kepada siapa pun yang ditemui.

Rupanya, sedekah itu sampai ke tangan pezina. Hingga orang-orang berkata, “Seorang pezina diberi sedekah.”

Orang itu pun berdoa, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas sedekah kepada pezina.” Lalu pada malam berikutnya, ia kembali berniat untuk bersedekah lagi.

Seperti kemarin, ia mencari penerima sedekah di tengah malam yang gulita. Hingga disampaikanlah sedekahnya kepada seseorang. Sebab niatnya sembunyi-sembunyi, ia tidak tahu siapa yang menerima sedekahnya.

Hingga pada pagi harinya beredar perkataan orang-orang, “Tadi malam, ada orang kaya yang diberi sedekah.” Sebab itulah, sang pemberi sedekah kembali panjatkan pinta, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas sedekah kepada orang kaya.”

Dua kali ‘salah alamat’, lelaki ini berniat untuk sampaikan sedekah yang ketiga. Masih dengan cara yang sama di tengah malam.

Maka alangkah terkejutnya dirinya saat mendengar warga mengatakan, “Semalam, ada seorang pencuri yang menerima sedekah.”

Dengan kalimat yang sama, lelaki itu kembali berdoa, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas sedekah kepada seorang pezina, orang kaya, dan pencuri.”

Maka kepada orang itu, sebagaimana riwayat yang dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya ini, datanglah malaikat yang mengatakan, “Sedekahmu telah diterima.”

“Adapun bagi pezina,” lanjut malaikat, “semoga ia menjaga diri dari zina. Dan semoga orang kaya akan mengambil pelajaran hingga ia mau berinfaq dengan apa yang telah Allah Ta’ala berikan kepadanya.”

Kemudian bagi pencuri, pungkas malaikat menyampaikan, “Semoga ia menjaga diri dari perbuatan mencurinya.”

Jelaslah sudah. Bahwa yang menjadi penentu diterima atau tidaknya amal adalah kualitas niat yang dikombinasikan dengan ikhtiar untuk melakukan yang terbaik. Setelah dua hal itu usai, cukuplah berserah diri kepada Allah Ta’ala yang mustahil menzalimi hamba-hamba-Nya. [Pirman]

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Merdeka.com - Hujan besar disertai angin, mengguyur sebagian wilayah ibu kota hari ini, Rabu (1/4) siang. Di salah satu sudut kota, tepatnya di depan gedung Wisma BNI 46, kawasan Jalan Jenderal Sudirman, pemandangan kontras dari betapa megahnya kehidupan metropolitan, ternyata masih juga tampak untuk disaksikan sejumlah pasang mata.

Di tengah derasnya guyuran hujan dan tiupan angin yang dingin, seorang bocah terlihat meringkuk di selasar gedung Wisma BNI 46, dengan memeluk payungnya. Dia adalah salah seorang pengojek payung dari belasan orang kawan lainnya, yang saling berjibaku mencari rejeki di antara keberkahan hujan lebat yang mengguyur pusat kota siang tadi.

Salah seorang fotografer dari merdeka.com, Ari Basuki, yang tadi siang sempat ikut berteduh di sekitar lokasi, mendapati moment mengharukan tersebut. Dari jarak sekitar 20 meter, lensa kameranya coba menangkap diorama haru, tentang bagaimana seorang bocah pengojek payung menggigil kedinginan, di bawah guyuran hujan siang tadi.

Bocah kecil berseragam klub bola AC Milan itu adalah salah satu di antara beberapa anak sebayanya, dan belasan ibu-ibu lainnya yang saling berjibaku, mencari peruntungan dengan payung-payung berukuran besar sebagai modal mereka. Dalam waktu sejam guyuran hujan deras di kawasan itu, sang bocah pun terlihat sudah dua kali mendapatkan penyewa payungnya.

Tak jelas berapa upah yang ia patok bagi setiap orang penyewa payungnya itu. Karena baik sebelum memberi sewaan atau bahkan sampai si penyewa selesai menyewa payungnya, sama sekali tak tampak proses negosiasi harga di antara bocah itu dan si penyewa payung.

Namun, pada suatu kesempatan, sang bocah kecil itu terlihat sedang menghitung uang yang berhasil didapatkan dari penyewaan payung abu-abu miliknya tersebut. Tak banyak yang ia dapat. Mungkin sekitar Rp 10 ribu dengan pecahan uang yang lebih kecil. Namun senyum sumringah tetap terlihat memancar dari bibir pucatnya, seakan kebekuan yang mengundang getar di tubuh mungilnya itu tak berpengaruh sama sekali.

Hujan pun mereda. Aktifitas sebagian pengguna jalan pun kembali pada kemudinya guna menyusuri jalan ibu kota. Sementara sang bocah, bersama segerombolan anak sebayanya itu pun mulai pergi meninggalkan lokasi.

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM-Bagi Anda yang beristri terutama kaum muslimin, pesan Rasulullah sekaligus adab dalam bepergian adalah, janganlah seorang laki-laki yang bepergian (safar), ia pulang mendatangi istrinya di malam hari. Mengapa?

Dalam kitab Al Ishabah, Ibnu Hajar Al Asqalani menceritakan asbabul wurud hadits yang melarang pulang safar di malam hari.

Telah beberapa hari sahabat itu bepergian. Dan malam ini, ia pulang ke Madinah dan langsung menemui istrinya. Betapa kaget dirinya, ternyata ada seseorang yang bertubuh tinggi besar tidur di samping istrinya.

Ia langsung menghunus pedang dan berniat menebas orang itu. Untungnya, ia terlebih dulu mencolek istrinya dengan pedang tersebut dan bertanya, “Siapa orang ini?”

“Ini Fulanah, si tukang sisir. Ia tadi mendandaniku dan karena terlambat pulang, ia menginap di sini,” jawab sang istri.

Alhamdulillah… hampir saja ia melakukan kesalahan fatal jika saja tidak bersabar dan langsung menebaskan pedangnya ke orang tersebut, yang ternyata adalah perempuan tukang sisir.
Paginya, usai shalat Subuh, sahabat ini menghadap Rasulullah dan menceritakan kisahnya semalam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,

إِذَا دَخَلْتُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ طُرُوقاً

“Jika salah seorang dari kalian lama bepergian, janganlah ia mendatangi istrinya di malam hari” (HR. Ahmad)

Mengapa Rasulullah melarang seorang suami pulang safar menemui istrinya di malam hari? Dalam riwayat yang lain disebutkan alasannya.

إِذَا قَدِمَ أَحَدُكُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَهْلَهُ طُرُوقًا حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمُغِيبَةُ وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ

“Jika salah seorang dari kalian datang pada malam hari maka janganlah ia mendatangi istrinya. (Berilah kabar terlebih dahulu) agar wanita yang ditinggal suaminya mencukur bulu-bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya” (HR. Muslim)

Inilah alasannya. Ketika ditinggal suaminya lama bepergian, lalu tiba-tiba suaminya datang di malam hari, dikhawatirkan istrinya tersebut tidak siap menyambutnya.

Rambutnya masih acak-acakan. Bulu-bulu rahasianya mungkin juga tidak terawat dan baunya sangat tidak sedap. Karenanya menurut para ulama, seorang suami makruh pulang dari bepergian secara tiba-tiba di malam hari, apalagi secara sembunyi-sembunyi. Kalaupun terpaksa pulang di malam hari, dianjurkan untuk menyampaikan kabar terlebih dulu.

Imam An Nawawi ketika menjelaskan hadits ini dalam Syarah Shahih Muslim, beliau mengatakan bahwa larangan ini berlaku bagi yang bepergian lama dan datang mendadak tanpa pemberitahuan. Adapun musafir yang sudah memberitahu sebelumnya, maka tidak termasuk dalam larangan ini.

“Adapun jika safarnya dekat dan istrinya pun mengharapkan kedatangannya pada malam hari, ” terang beliau, “maka pulang malam pun boleh. Begitu pula jika telah ada informasi awal yang memberitahukan kedatangannya kepada istri dan keluarganya, hal ini pun tidak mengapa.”

Imam Asy Syaukani menjelaskan dalam Nailul Authar bahwa hikmah dilarangnya musafir mendatangi istri pada malam karena kemungkinan ia mendapati istrinya yang tak menyadari kedatangannya, sehingga ia tidak siap membersihkan diri dan bersolek.

Mengapa suami perlu memberitahukan kedatangan dan istri perlu menyambutnya dengan bersih dan rapi? Demikianlah Islam mengatur sesuai fitrah manusia.

Suami istri yang berpekan-pekan terpisah oleh safar tentu merasakan kerinduan dan menantikan kehangatan kasih sayang antara keduanya.

Islam pun mensunnahkan untuk mensegerakan berhubungan sekembalinya suami dari safar. Tentu hal itu bisa berjalan dengan baik jika keduanya telah siap; bersih, harum, rapi. Para sahabat dan shahabiyah sangat mengerti dengan sunnah ini.

Itulah mengapa ketika Abu Thalhah pulang dari berjihad, Ummu Sulaim menyambutnya dengan hangat dan mengajaknya ke tempat tidur meskipun saat ini anaknya baru saja meninggal.

Ummu Sulaim melupakan kesedihannya kehilangan putra dan tidak ingin suaminya terpikirkan kabar duka itu hingga kehilangan gairahnya. Justru karena kesabaran inilah, keesokan harinya Rasulullah mendoakan keberkahan bagi keduanya.

Bagaimana dengan zaman sekarang? Masih terlarangkan pulang malam dari bepergian, sementara terkadang kita dapat jadwal kendaraan (pesawat terbang atau kereta api) malam?

Di zaman dulu, memberikan kabar kedatangan tidak bisa secara tiba-tiba. Tetapi sekarang, semuanya menjadi mudah dengan adanya alat komunikasi (telepon atau HP).

Kita bisa mengabarkan kepulangan kita melalui telepon, SMS, WhatsApp, BBM dan sejenisnya. Sehingga istri bisa bersiap-siap menyambut seperti sabda sang Baginda. Kendati demikian, pulang terlalu larut malam juga tidak baik karena bisa jadi istri telah tertidur atau tetangga terganggu dengan kedatangan kita.

Wallahu a’lam bish shawab. (Muchlisin BK/keluargacinta)

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Click: SOURCE
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube