بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Si Jelek menyukai 3 hal di dunia ini, yaitu:
Bertarung, makan dari sampah, dan harus kita katakan cinta. Kombinasi hal-hal ini dipadukan dengan sisa hidup Si Jelek selama di dunia luar mempunyai efek sendiri pada Si Jelek.
Awalnya, dia hanya punya 1 mata dan satunya lagi cuma lubang. Dia juga kehilangan telinganya di sisi yang sama dengan matanya, suatu kali kaki kirinya pernah terlihat terluka cukup parah, jalannya juga pincang, membuatnya nampak seperti akan jatuh. Ekornya sudah sejak lama hilang, hanya tinggal potongan kecil ekornya saja, yang membuatnya terlihat jelek dan burik. Si Jelek merupakan kucing dengan corak garis abu-abu, punya luka di kepala, leher, bahunya juga lebam dan berkudis.
Semua anak-anak diperingatkan agar tidak menyentuhnya, para orang dewasa melemparinya dengan batu, menyiramnya, melemparinya dengan sesuatu saat ia mencoba mendekati rumah mereka, mengunci pintu rumah saat ia tidak mau pergi.
Si Jelek selalu memberi reaksi yang sama. Jika kau menyiramnya, dia akan tetap ditempat, kebasahan sampai kau menyerah dan berhenti. Jika kau melemparinya sesuatu, dia akan menggulung badan kurusnya memohon pengampunan. Saat dia melihat anak-anak, dia akan mendatangi mereka perlahan sambil mengeong dan mengelus tangan mereka dengan kepalanya, meminta kasih sayang. Jika kau mengelusnya, dia lansung bermanja-manja di bajumu, telinga atau dimana saja.
Suatu hari, Si Jelek berbagi kasih dengan seorang tetangga tapi dia tidak meresponnya dengan baik dan Si Jelek terluka parah. Dari apartemenku, aku bisa mendengar teriakannya dan aku datang terburu-buru untuk mengobatinya. Akhirnya aku sampai ke tempatnya, tampaknya hidup sedih Si Jelek sudah mencapai akhirnya.
Si Jelek berbaring dalam keadaan basah dan punggungnya hampir berubah arah dari normal, air matanya mengalir di wajahnya yang memucat. Saat aku mengangkatnya dan mencobanya membawa ke tempatku, aku bisa mendengarnya bersin dan terengah-engah dan aku bisa merasakan belaiannya. Aku pikir aku melukainya.
Dan aku merasakan sensasi telinga ditarik-tarik, diendus - Si Jelek sedang terluka, menderita dan tersiksa ketika mencoba meraih telingaku. Aku mendorongnya mendekatiku dan dia menyentuhkan telapak tangannya ke kepalaku lalu ia melihatku dengan salah satu mata emasnya dan aku bisa mendengar suara dengkurannya. Bahkan saat dalam penderitaan yang dihadapinya, Si Jelek hanya mengharapkan kasih sayang, mungkin rasa iba.
Saat itu, aku berpikir bahwa Si Jelek adalah makhluk paling cantik di dunia ini yang pernah kulihat. Tidak pernah dia mencoba mencakarku atau mencoba kabur atau berontak. Si Jelek hanya menatapku dengan keyakinan bisa meredakan rasa sakitnya.
Si Jelek meninggal di tanganku sebelum aku masuk ke apartemen. Aku duduk dan menggenggamnya untuk waktu cukup lama tentang bagaimana sesuatu yang terluka, cacat bisa mengubah pendapatku tentang arti mempunyai semangat yang suci untuk benar-benar dicintai dengan tulus. Si Jelek mengajarkanku lebih tentang memberi dan rasa iba daripada ribuan buku, pelajaran atau acara talkshow dan karena itu aku berterimakasih pada Si Jelek. Si Jelek terluka di luar tapi aku terluka di dalam dan ini waktunya aku maju dan belajar mencintai dengan tulus dan dalam. Untuk memberikan kesungguhanku pada yang aku kasihi.
Banyak orang ingin menjadi kaya, sukses, disukai, cantik tapi untukku aku ingin menjadi seperti Si Jelek
وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
0 komentar:
Posting Komentar