بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
- SIAPAKAH HARUTH DAN MARUTH?
Mereka adalah dua orang dari jenis dan bangsa Malaikat. Sepertinya asal usul dan riwayat perjalanan kehidupan mereka telah melalui kurun masa dan perjalanan lorong waktu yang sangat panjang. Usianya telah melampaui milyaran,atau bahkan bilyunan tahun yakni diperkirakan lahir (baca: diciptakan) sejak Tuhan menciptakan “Nur Muhammad” kemudian tercipta “Arsy”, kemudian pada moment lainnya berikutnya, barulah Tuhan menciptakan keberadaan Malaikat.
(*bukankah tidak ada kematian bagi makhluk bernama Malaikat sehingga sampai datangnya kiamat nanti?)
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya…..” (**ini untuk Malaikat)
(QS.3. Ali ‘Imran : 145)
Juga silahkan renungi ayat ini (QS.39 Az Zumar : 68)
Setiap segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan tentu ada permulaannya, seperti dahulu langit dan bumi belum ada kemudian Tuhan berkehendak mengadakan. Maka dahulu langit dan bumi awalnya masih dalam bentuk terpadu (menjadi satu) juga sebelum manusia yang sekarang ini telah mencapai jumlah milyaran itu. Maka awalnya Tuhan menciptakan Adam terlebih dahulu.
“…… أَنَّٱلسَّمَـٰوَتِوَوَٱ لْأَرۡ ضَ ڪَنَتَ ….”
(QS. 21. Al Anbiyaa’:30)
Demikian pula diperkirakan Haruth dan Maruth ini lahir(baca: tercipta) sejak Tuhan menciptakan Arsiy milyaran tahun lalu,dimana ketika terjadi peristiwa bahwa Allah Ta’ala menciptakan Malaikat pada saat itu ditujukan untuk sebuah misi tugas yakni; "Memanggul Arsy" dan mengitarinya sambil bertasbih, mengelilingi “Nur Muhammad” selama 70.000 tahun.
وَالْمَلَكُ عَلَىٰ أَرْجَائِهَا ۚ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka”.
(QS.69. Al Haaqqah:17)
Tentu secara realistis, bahwa saat itu Allah Ta’ala belumlah menciptakan Malaikat dalam jumlah yang banyak karena disesuaikan dengan kebutuhan dikala itu yakni dengan delapan Malaikat yang dipimpin oleh Haruth dan Maruth ini guna menjunjung tinggi Singgasana Arsiy keagungan-Nya. Maka kemudian dalam waktu berikutnya terciptalah Malaikat-malaikat lainnya sebagai “Abdi-Nya” yang langsung larut tenggelam dalam gemuruh menggemakan nada-nada tasbih yang penuh khidmat, mengelilingi Arsiy tersebut bersama-sama.
Dan demikianlah Allah Ta’ala menambah terus penciptaan Malaikat seiring dengan kehendak dan kekuasaan-Nya mengadakan ciptaan-ciptaan makhluk dan kehidupan serta alam semesta dan Allah Ta’ala mengadakan Malaikat-Nya dengan maksud menjadikan sebagai “abdi”, melakukan ibadah, mengabdi kepada-Nya dengan pengabdian yang sangat taat tunduk tanpa reserve serta mengemban tugas-tugas kekuasaan-Nya.
إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud“.
(QS.7. Al A’raaf:206)
(QS.66. At Tahrim:6)
Dedikasi Haruth dan Maruth selama milyaran tahun beribadah dan mempersembahkan pengabdian-pengabdian kepada-Nya dengan tulus itu tak diragukan lagi ketaatannya, sehingga mereka mencapai posisi derajat paling tinggi Maqamnya yakni mencapai derajat “AL-MUQARRABIN” (Yang didekatkan kepada Tuhan) dan selalu menjadi pemimpin diantara golongan bangsa Malaikat sepanjang masa.
Hingga sampailah pada suatu masa dimana Allah Ta’ala menciptakan bangsa Jin dalam maksud sebagai “khalifah di muka bumi” pada suatu masa. Dan Haruth Maruth pun begitu taat ketika diberi tugas mengemban misi memusnahkan sisa laskar jin-jin yang kafir dimuka bumi waktu itu. Dan hingga sampai pada suatu datangnya ketetapan dari Rabb nya bahwa pimpinan kemalaikatannya diambil alih tugaskan kepada bangsa Jin yang telah mencapai derajat “AL-MUQARRABIN” pada suatu masa itu. Maka mereka pun tetap tak membantah dan mematuhi dengan penuh ketaatan.
(***Walaupun nasib Jin yang mendapat kesempatan kehormatan menjadi pemimpin para Malaikat ini pada akhirnya tak berlangsung lama,karena dari golongan mereka akhirnya tanggal derajatnya karena membangkang perintah Tuhannya hingga dikutuk menjadi iblis.)
Silahkan baca riwayatnya di link ini:
©SOURCE
Maka sampailah pada sejarah dimulainya episode perjalanan kehidupannya Haruth Maruth berikutnya yang akan membuat perubahan drastis atas nasib mereka berdua.
- BENAK DALAM HARUTH DAN MARUTH.
Haruth dan Maruth berkeinginan menjadi manusia. Setelah Jin-jin yang durhaka itu diusir dari surga-Nya ke bumi dan Adam diarak para Malaikat dengan upacara penuh kemewahan serta dihiasi mahkota-mahkota kemuliaan-Nya. Adam kemudian disemayamkan di kerajaan surga-Nya. Maka saat itulah dalam benak Haruth dan Maruth begitu digelayuti pikiran-pikiran yang akhirnya memuara pada sebuah tanda Tanya besar .
“Ya Allah Ya Rabbi, betapa Engkau telah mengucapkan perkataan penuh rahasia yakni: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Betapa Engkau begitu memuliakan Adam, makhluk ciptaan-Mu yang hanya berasal dari tanah namun mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi. Dimanakah letak hikmah-Mu Ya Rabb?”
“Sedangkan bangsa Jin yang telah Engkau ciptakan dari unsur yang kuat saja (api), gagal menjadi khalifah dimuka bumi apalagi manusia yang lemah dan juga suka menumpahkan darah serta berbuat kerusakan dimuka bumi”.
Beribu-ribu tahun Haruth dan Maruth menyimpan pertanyaan itu namun bukannya Tuhan tak mengetahui, bukannya Tuhan tak mendengar. Hingga sampailah pada suatu zaman.
Ya, suatu zaman ketika Tuhan menghantarkan Haruth dan Maruth beserta para Malaikat yang lainnya menunjukkan sebuah kisah syahdu dari lakon para hamba-Nya, manusia yang mukhlis, hanif serta berserah diri dengan kuat kepada Tuhannya, yakni pada kisah:
- Nabi Ibrahim (Abraham / Brahman) yang ikhlas, berserah diri ketika mendapat perintah untuk menyembelih anaknya. ©SOURCE
Pada saat itulah di alam keagungan-Nya. Tuhan memanggil Haruth dan Maruth serta para Malaikat lainnya untuk berkumpul menyaksikan peristiwa dari kisah anak manusia. Ibrahim yang dengan tunduk patuh menerima perintah Tuhannya untuk menyembelih Ismail putranya dan ditambah lagi sang putera pun dengan rela, ikhlas berpasrah diri menerima perintah Tuhannya untuk dijadikan qurban.
Maka, ketika di bumi terjadi detik-detik peristiwa penyembelihan Ismail putra Ibrahim itu. Maka pada saat itu Tuhan mengadakan siaran langsung yang disaksikan oleh para Malaikat-Nya. Di alam langit keagungan-Nya, dimana Sang Rabb Tuhan Yang Maha Perkasapun pada saat itu menjadikan moment yang menggetarkan qalbu ini ,menjadikannya sebagai pengajaran akan suatu ilmu hikmah kepada Haruth Maruth dan Malaikat lainnya. Yang selanjutnya Allah Ta’ala berucap:
“Haruth, Maruth! Saksikanlah! Lihatlah oleh kalian, betapa dari makhluk ciptaan-Ku dari jenis manusia yang membuat kalian bertanda Tanya itu,telah mampu menandingi kepatuhan, ketaatan seperti yang kalian persembahkan kepada-Ku. Betapa lebih beratnya beban perasaan manusia dibanding kalian yang tidak memiliki nafsu ego namun dari mereka terbukti ada. Terbukti mampu, bayangkan seandainya kalian memiliki anak yang paling kalian cintai tetapi kemudian mereka patuh dan rela terpisah karena harus diqorbankun untuk-Ku”.
Inilah rahasia (hikmah) dari perkataan-Ku,
“……..قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ….”
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(QS.2. Al Baqarah:30)
Maka seketika itu terbelalaklah Haruth Maruth dan Malaikat lainnya sambil mengucapkan :
“Subhanalloh walhamdulillahi walaa ilaa hailallohu Allohu Akbar…”
(Maha Suci Tuhan dan segala puji bagi-Mu dan tiada Tuhan melainkan hanya Engkau, dzat Yang Maha Besar)
- Maka pada zaman ribuan tahun berikutnya, Allah Ta’ala mempersembahkan kembali sebuah kisah pilu dari hamba-Nya yang hanif yang ikhlas berserah diri yakni pada riwayat Nabi Ayyub yang diberi cobaan berat. ©SOURCE
Dan beberapa ribu tahun kemudian. Setelah kisah Haruth dan Maruth, kembali Tuhan sang penguasa alam menghadirkan pertunjukan fantastic kepada para Malaikat-Nya. Yakni sebuah episode dahsyat yg dipersembahkan oleh Sang Kekasih-Nya yakni Muhammad SAW yang menunjukkan kembali kisah seorang hamba manusia/Abdi-Nya,yg lebih mengharukan lagi dari pertunjukan sebelumnya
Tatkala Muhammad yg sedang berdakwah itu dilempari batu hingga berdarah-darah, dilempari kotoran hewan, diludahi oleh penduduk Thaif namun Beliau tetap sabar dan berlalu dengan tenang dan tak membalas. Justru Malaikat Jibril yg sangat murka hingga ia mengangkat gunung batu Jabal Uhud yg berbobot jutaan tons tersebut siap ditimpakan pada penduduk Thaif kala itu. Namun apa tanggapan Nabi Muhammad SAW?
Beliau mencegah niat Jibril dan berkata :
“Ya Jibril! Jangan! Jangan kau lakukan itu!”
“Kasihanilah mereka, sesungguhnya mereka adalah kaum yg tidak mengerti…”
“Jika saat ini mereka enggan beriman,maka mudah-mudahan nanti dari anak keturunan mereka ada yg beriman..”
Jibril pun lemas. Malaikat di langit tinggipun berdecak kagum dan leleh teteskan airmata keharuan, Maka, 1400 tahun kemudian lihatlah, saksikanlah dari generasi mereka yg dulu moyangnya berbuat zalim terhadap Muhammad SAW. Kini mereka anak keturunannya telah beriman semua bahkan kini menjadi pembela Islam yang siap mengorbankan nyawa untuk dipersembahkan kepada Tuhan-Nya. Pada kemuliaan Muhamma, pada bendera Islam.
(****Menurut riwayat silsilah,bani Thaif dulu exodus ke Palestina, yang kini mereka hidup siap mati melawan Zionis dan kini mereka berjuang menegakkan bendera Muhammad)
Maka, bayangkan jika Muhammad kala itu mengijinkan Jibril menimbunkan gunung Uhud itu pada penduduk Thaif. Dalam hitungan detik tanpa teriakan mereka semua binasa dan entah takdir kehidupan di masa depan/sekarang, mungkin akan lain ceritanya karena jika Jibril jadi “membumikan” Thaif. Maka dari sejak dulu hingga kini tak ada Ka’bah, tak ada Mekah Al-Mukarramah, tak ada gempita Haji mengelilingi Ka’bah dan tak ada kemuliaan Islam.
(*****Zona Thaif dengan Ka’bah tak jauh hanya itungan kilometer sedangkan volume gunung Uhud jika di ratakan. Maka area Mekah/Ka’bah tertimbun).
- KEINGINAN HARUTH DAN MARUTH MENJADI MANUSIA DIKABULKAN.
Maka pada moment berikutnya, timbulah keinginan Malaikat untuk menajdi manusia dalam rangka untuk lebih khidmat lagi mempersembahkan bakti ketaatan dan keikhlasan kepada Allah Ta’ala. Para Malaikat ingin seperti Ibrahim yang notabene hanya manusia tapi mampu mencapai derajat melebihi Malaikat.
Lalu Malaikat pun mengajukan permohonan kepada Rabb, Tuhan Semesta Alam:
“Ya,Allah Ya Tuhanku,perkenankan kami untuk diberi kesempatan menjadi manusia”.
Allah SWT berfirman:
“Sungguh jika kalian menjadi manusia niscaya kalian akan melakukan sebagaimana yang mereka lakukan juga”. (******Berbuat dosa dan kerusakan dimuka bumi.)
Para Malaikat menjawab: “Maha Suci Engkau wahai Tuhan, takkan mungkin kami mendurhakai-Mu”.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui.”
Kemudian Malaikat menjawab: “Kami adalah lebih patuh kepada Engkau dibanding anak keturunan Adam.”
Kepada malaikat, Allah berfirman: “Panggillah ke mari dua malaikat. Aku akan turunkan mereka ke bumi hingga kalian dapat melihat apa yang dilakukan kedua malaikat itu”.
Allah berfirman kepada malaikat, “Pilihlah dua diantaramu yang termulia”.
Malaikat menjawab: “Tuhanku, biarlah Haruth dan Maruth yang melakukannya.”
Maka Harut dan Marut pun diturunkan ke bumi dan dengan diberi sifat-sifat yang sama seperti yang melekat pada manusia (Nafsu, syahwat, akal dll).
(Diriwayatkan oleh Abi Hatim dari Assham Bin Rawwad, dari Adam, dari Abi Ja’far, dari Qais Ubaid, dari Ibnu Abbas r.a).
- SAAT HARUTH DAN MARUTH DI BUMI
Babylonia 2000-1900 BC/Sebelum Masehi :
Harut dan Marut diturunkan di negeri Babylonia, Jazirah Mezopotamia semasa akhir kerajaan Sulaiman.(sekitar 3900-3700 lalu). Berdasarkan sejarah, dinasti pertama dari Babylon didirikan oleh Hammurabi pada masa Neo-Babylonian setelah kehancuran imperium Assyrian.dan setelah zaman Nabi Sulaiman.Babylon menjadi salah satu kota terpenting pada zaman Timur Tengah kuno ketika Hammurabi 1792-1750 BC atau Before Crist/sebelum Masehi, menjadikannya ibukota kerajaan Babylonia.
Demikianlah Allah menunjukkan kebijaksanaannya, menjadikan Haruth dan Maruth berubah menjadi manusia dan menurunkannya ke bumi dengan dibekali hawa nafsu. Mereka turun ke bumi dengan membawa tugas yaitu mengajarkan manusia logika ilmu sihir yang tujuannya adalah untuk melawan ilmu-ilmu sihir setan. Sekaligus mengajarkan manusia kebaikan.
“Mereka (para setan) mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:
“Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya”.
(QS. Al Baqarah:102)
Dan dimulailah misi mereka mengajarkan orang-orang di kerajaan Babilon beberapa logika ilmu sihir dan cara melawan ilmu sihir setan. Singkat cerita, setelah kedatangan Harut dan Marut maka terjadilah gerakan perlawanan rakyat terhadap para ahli sihir setan. Akhirnya para ahli sihir setan pun berhasil di kalahkan dan tersingkir dari Babilon. Penguasa kerajaan Babilon kemudian mengumumkan larangan keras bagi warganya untuk mempelajari ilmu-ilmu sihir.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra: kedua malaikat itu mengajarkan kepada manusia tentang peringatan terhadap sihir bukan mengajarkan untuk mengajak mereka melakukan sihir. (al Jami li Ahkamil Qur’an juz II hal 472).
Akhirnya, sebagai penghargaan terhadap Harut dan Marut yang telah dianggap oleh rakyat sebagai guru besar. Penguasa kerajaan Babilon memberikan mereka kedudukan tinggi sebagai penasihat kerajaan sekaligus sebagai hakim agung. Mereka hidup dalam kemewahan dengan harta yang berlimpah.
Namun demikianlah, ternyata kedudukan tinggi dan bergelimang harta itu perlahan mulai membuat hawa nafsu Haruth dan Maruth menjadi tak terkendali. Mereka akhirnya mabuk dalam kenikmatan duniawi dan melupakan tugas-tugas mereka sebagai manusia. Dan mulailah Haruth Maruth terlilit benang-benang petaka setan yang tentu akan membuat nasib kehidupannya menjadi penuh dengan tragedy dan nestapa.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra:
Dengan kehendak Allah, lalu datang seorang wanita yang cantik bagai bunga (Zahrah/Azzura). Azzura adalah puteri mahkota ketajaan dan iapun mulai memasuki kehidupan kedua malaikat itu. Kedua malaikat itu tertarik dengan kecantikan Azzura hingga syetan membisikkan godaan keinginan (hasrat) terhadapnya namun iman kedua Malaikat yang telah menjadi manusia itu masih kuat mempertahankan.
Suatu hari Azzura berkata: “Maukah kamu mengucapkan kalimat mantera, aku hendak mengguna-guna seseorang?”
Haruth dan Maruth menjawab, “Tidak, demi Allah, sedikit pun kami tidak mau mempersekutukan Allah untuk selama-lamanya!”
Azzura meninggalkan mereka berdua.Pada hari yang lain, Azzura kembali lagi dengan permintaan bantuan untuk menjadi pembunuh bayaran. Sambil mendekati kedua malaikat itu Azzura terus merayu dan berkata, “Bersediakah!”.
Kedua malaikat itu menjawab, “Tentu saja tidak, demi Allah selamanya aku tidak akan berbuat membunuh!”
Suatu ketika Azzura mengajukan perkara ke pengadilan kerajaan. Sang Raja memerintahkan Haruth Maruth berlaku sebagai hakimnya. Azzura selalu mendatangi kediaman Haruth Maruth untuk membujuk agar mereka memenangkan perkaranya. Dan dilain hari Azzura datang sambil membawa segelas arak. Setelah merayu mereka, akhirnya Azzura berkata, “Aku tidak akan mengenalmu lagi jika kalian tidak berada dipihakku”. Sebelum kemudian Azzura menawarkan secawan arak kepada mereka.
Akhirnya kedua malaikat itu lalai dan tergoda oleh kemolekan Azzura kemudian karena tak ingin mengecewakan Azzura. Haruth Maruth pun tenggelam dalam mabuk dan kemudian merekapun melakukan perbuatan terlarang,mereka memperkosa Azzura, kemudian dalam kepanikan akibat pengaruh minuman keras itu,mereka akhirnya malah semakin lepas kontrol dan akhirnya membunuh Azzura untuk menutupi jejak dosa mereka.
Maka jatuhlah mereka ke dalam nista yang tak pernah mereka sangka-sangka. Raja sangat berang yang akhirnya menjatuhkan hukuman mati atas Haruth dan Maruth diatas tiang gantungan,kemudian jasadnya dibuang ke laut.
- HARUTH DAN MARUTH GAGAL MENCAPAI DERAJAT SEBAGAI MANUSIA :
Setelah mereka dibuang ke lautan, datanglah Malaikat Jibril dari langit memberitahu Haruth dan Maruth bahwa masa tugas mereka telah berakhir. Dan mereka diperintahkan kembali ke langit untuk melapor. Betapa kagetnya Harut dan Marut karena saat itu juga ingatan mereka sebagai malaikat telah kembali.
Diriwayatkan oleh Makhul, dari Mu’adz:
Maka datanglah dari sisi Allah malaikat Jibril kepada mereka. Pada saat Jibril datang, Harut dan Marut menangis dan Jibril ikut menangis sambil berkata:
“Sesungguhnya cobaan apakah yang membuat kalian sampai hanyut seperti ini?”
Dengan ketakutan yang dahsyat, Harut dan Marut dihantarkan kembali ke langit menghadap Allah untuk menjalani pemeriksaan dan sidang pengadilan dari Tuhannya. Maka disaksikan seluruh malaikat, diputarlah kembali rekaman riwayat laku perbuatan Haruth dan Maruth selama menjalani kehidupan sebagai manusia, dengan status gagal yang berakhir dengan memilkul dosa besar.
Saat itu juga seluruh malaikat bertasbih dan beristighfar kepada Allah. Karena mereka menyadari betapa tidak mudahnya menjadi manusia. Dan betapa masih ada manusia-manusia baik yang tidak layak diazab.
Akhirnya Allah menutup sidang itu dengan menawarkan pada Harut dan Marut dua pilihan:
Ingin di azab di dunia atau ingin di azab di akhirat. Harut dan Marut yang mengetahui betapa dahsyatnya azab akhirat tentu saja langsung memilih di azab di dunia.
Dan menurut berbagai kisah, Harut dan Marut hingga kini masih tergantung ditengah samudera dengan keadaan kaki di atas dan kepala di bawah,maka semua bocoran asap karbondioksida yang ada didunia ini mengalir terhirup ke pernafasan Haruth dan Maruth.
Kesimpulan :
Bahwa ternyata sebuah rahasia besar mengapa dari bangsa Malaikat berkeinginan menjadi manusia,ternyata berawal dari betapa Tuhan sangat memuliakan bangsa manusia yang mau taat dan beriman menyembah Tuhannya dengan ikhlas sehingga para Malaikat merasa bahwa satu sisi kebanyakan makhluk manusia itu ingkar dan selalu berbuat kerusakan dimuka bumi,namun tanda tanya Malaikat semakin besar ketika Tuhan berfirman :
“……..قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَالَاتَعْلَمُونَ….”
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
2-Berarti di bumi ini masih tinggal dua orang Malaikat yang tengah menjalani masa hukuman hingga hari kiamat.
3-Haruth dan Maruth gagal mencapai derajat sebagai manusia,maka berarti makna “manusia” adalah hamba Allah yang taat / taqwa, beribadah, mengabdi pada Tuhannya. Nah jika ada manusia yang tak mau beribadah kepada Tuhannya,hidup hanya untuk makan, buang kotoran, mengumbar nafsu senang-senang saja, apalagi berbuat kejahatan. Maka layakah menyandang gelar sebagai manusia?
وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
©SOURCE:
©SOURCE 1 |
©SOURCE 2 |
©SOURCE 3 |
©SOURCE 4 | Haruth Wa Maruth karya K.H.M.Syamsuddin-Kranggan-Jateng | Al-Qur’an terjemah DEPAG RI