بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sang Sheikh memulai kisahnya; "Apakah kalian ingin mendengar kisah nyata ini, yang terjadi ratusan tahun yang lalu?". Dia melanjutkan :
Bismillahirrahmanirrahim.
Kisah ini terjadi sekitar ratusan tahun yang lalu, kisah ini juga disiarkan pada sebuah stasiun radio. Seorang lelaki bernama Ibn Jad'aan. Saat musim panen, dia suka untuk bepergian keluar dan melihat unta-unta yang gemuk dan susu mereka yang melimpah. Saat anak unta yang masih kecil mendekat ke induknya, anak unta itu akan meminum susu dari induknya dengan puas.
Ibn Jad'aan melihat induk unta dan anaknya dan dia teringat kepada tetangganya yang miskin yang memiliki 7 anak. Dikatakan pada dirinya, Demi Allah aku akan memberikan induk unta ini dan anaknya sebagai sedekah untuk tetanggaku-
Kemudian dia membaca surat Al-Imran : 92
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya."
Diantara ternak yang paling dia sukai adalah induk unta dan anaknya ini. Kemudian dia membawa induk unta dan anaknya kepada tetangganya sebagai hadiah. Ibn Jad'an melihat wajah tetangganya penuh dengan kebahagiaan dan tetangganya itu tidak mampu untuk mengucapkan apapun karena saking senangnya.
Unta tersebut diambil susunya dan digunakan untuk mengangkut kayu, ketika besar anak unta tersebut akan dijualnya. Kemudian, tetangganya itu banyak memperoleh manfaat dari unta tersebut.
Setelah musim panen berlalu, datanglah musim panceklik-kekeringan, Arab Badui mulai mencari air dan rumput. Kami mengumpulkan barang milik kami dan meninggalkan tempat tinggal kami dan mencari air-menuju semacam lubang, yang terletak di bawah tanah menuju sumur air dibawah tanah. Masuknya dari atas tanah, Arab Badui mengetahuinya dengan baik. Ibn Jad'aan memasuki salah satu lubang ini untuk mengambil air.
Dr Saleh melanjutkan: "Dan ketiga anak Ibn Jad'aan menunggunya diluar lubang. Namun ayahnya tidak kembali. Ketiga anaknya menunggu selama sehari, dua hari, tiga hari dan akhirnya mereka kehilangan harapan. Anaknya berkata mungkin ayahnya dipatuk ular dan meninggal atau dia hilang di kedalaman lubang tersebut.
Anaknya -Kami memohon pertolongan Allah akan hal ini- menunggu kematian dari ayahnya. Mengapa ? Karena mereka mengharapkan warisan dari ayahnya. Kemudian anaknya kembali pulang ke rumah dan mulai membagi-bagikan diantara mereka warisan ayahnya.
Mereka teringat bahwa ayahnya pernah memberikan untanya kepada tetengga mereka yang miskin. Mereka pergi ke rumah tetangganya tersebut dan mengatakan padanya untuk mengembalikan unta pemberian tersebut, menggantinya dengan unta lain, atau mereka akan mengambilnya dengan paksa.
Tetangganya mengeluh dan akan melaporkannya kepada ayah mereka. Anak Ibn Jad'aan berkata bahwa ayah mereka telah meninggal dunia. Tetangganya bertanya bagaimana dan dimana Ibn Jad'aan meninggal, dan mengapa mereka tidak memberitahukan sebelumnya. Anaknya menjelaskan bagaimana ayah mereka masuk kedalam sebuah lubang di bawah tanah dan tidak kunjung keluar. Tetangganya berkata: "Demi Allah bawa aku ke tempat tersebut dan ambillah untamu, aku tak menginginkan untamu sebagai gantinya!"
Mereka mengantarnya untuk melihat tempat tersebut, dia pergi dan membawa tali, sebuah penerang, mengikat talinya diluar lubang dan masuk merangkak ke dalam lubang tersebut sampai dia mencapai tempat yang dimaksud. Meskipun aroma kelembaban semakin menyengat, tiba-tiba dia mendengar suara seorang laki-laki.
Dia mendekati arah suara tersebut dalam kegelapan lubang bawah tanah sampai tangannya meraih Ibn Jad'aan. Dia mengecek apakah Ibn Jad'aan masih bernafas karena dia telah berada di lubang ini selama seminggu. Dia menariknya keluar. Memberinya kurma dan air untuk menambah tenaga Ibn Jad'aan.
Kemudian dia membopongnya dan membawanya pulang. Kemudian dia bertanya kepada Ibn Jad'aan: "Ceritakan padaku, Demi Allah engkau telah berada di lubang itu selama seminggu dan kau tidak mati?!"
"Aku akan menceritakan padamu suatu hal yanng aneh..."
Ibn Jidaan menjelaskan:
"... Saat aku masuk ke lubang itu aku tersesat dan ombak telah mengombang ambingku ke segala penjuru dan kukatakan pada diriku agar mendekat ke air yang dapat kuraih. Kemudian aku mulai minum darinya, namun aku mulai kelaparan. Saat aku tengah bersandar dan memasrahkan semuanya kepada Allah, aku merasakan susu tengah di tuangkan kedalam mulutku. Aku duduk di tengah kegelapan dan aku melihat semangkuk susu mendekat. Aku meminumnya sampai kenyang. Hal ini berlangsung tiga kali sehari namun pada dua hari terakhir hal tersebut berhenti dan aku tidak tahu mengapa."
Keluarganya memberitahunya :
"Jika kau tahu alasannya engkau akan terkejut! Anakmu yang mengira engkau telah meninggal, mereka datang kepadaku dan mengambil unta yang pernah kau berikan padaku, dari situlah Allah
memberikanmu susu."
Seorang Muslim berada dalam naungan sedekahnya.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
....Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. ﴾ Ath Thalaaq: 2-3 ﴿
وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
0 komentar:
Posting Komentar