Share Me!

>

Cerita Si Anak Pertama

Posted by zen | 19.34 Categories:
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Seorang pemuda terpelajar dari Solo naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yg sudah berumur. Si Pemuda menyapa dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.

“Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta?” tanya si Pemuda.

“Oh. Saya mau ke Jakarta terus 'connecting flight' ke Singapore nengokin anak saya yg kedua”, jawab ibu itu.

“Wow... hebat sekali putra ibu", pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yg didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya:

“Kalau saya tidak salah. Anak yang di Singapore tadi, putra yg kedua ya Bu? Bagaimana dg adik-adiknya?”

“Oh ya tentu”, si Ibu melanjutkan ceritanya

“Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang. Yang keempat kerja di Perkebunan di Lampung.Yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, Yang keenam menjadi Kepala Cabang Bank di madiun. Yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.”

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak anaknya dg sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.

“Terus bagaimana dg anak pertama ibu?”. Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab.

“Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yg tidak terlalu lebar”

Pemuda itu segera menyahut :
“Maaf ya bu, kalau ibu agak kecewa ya dgn anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia hanya menjadi seorang petani?”

Dengan tersenyum ibu itu menjawab:
“Oh tidak tidak begitu nak. Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube