بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ada seorang laki-laki yang tinggal di depan sebuah mushola.
Berhari-hari musim penghujan sudah dimulai. Hampir tidak ada hari tanpa hujan baik hujan rintik-rintik
maupun hujan sangat lebat. Pada suatu hari terjadi bencana di daerah tersebut. Karena
hujan turun deras yang berkepanjangan, permukaan kali kecil air nya semakin
lama semakin naik, dan akhirnya terjadilah banjir sangat besar.
Saat itu banjir sudah sampai ketinggian betis orang dewasa.
Daerah tersebut pelan-pelan mulai terisolir. Orang-orang sudah banyak yang
mulai mengungsi dari daerah tersebut, takut kalau permukaan air semakin tinggi.
Lain dengan orang-orang yang sudah mulai ribut mengungsi, Ada sosok lelaki
tampak tenang tinggal dirumah. Akhirnya datanglah truk penyelamat berhenti di
rumah lelaki tersebut.
“Pak, cepat masuk ikut truk ini, nggak lama lagi banjir
semakin tinggi”, teriak salah satu regu penolong ke lelaki tersebut. Si lelaki menjawab, “Tidak, terima kasih, anda terus saja
menolong yang lain saja ya. Saya pasti akan diselamatkan Oleh Tuhan. Saya kan
sangat rajin ibadah dan berdo'a.”
Setelah beberapa kali membujuk tidak bisa, akhirnya truk
tersebut melanjutkan perjalanan untuk menolong Masyarakat yang lain. Permukaan
air semakin tinggi. Ketinggian mulai mencapai 1,5 meter. Lelaki tersebut masih
di rumah kini duduk di atas almari. Datanglah regu penolong dari team SAR, Dengan membawa perahu
karet dan berhenti di depan rumah lelaki tersebut.
“Pak, cepat kesini, naik perahu ini. Keadan semakin tidak
terkendali. Kemungkinan air akan semakin meninggi." Lagi-lagi laki-laki
tersebut berkata, ”Terima kasih, tidak usah menolong saya, saya orang yang
beriman, saya yakin Tuhan akan selamatkan saya dari keadaan ini."
Perahu dan regu penolong pun pergi tanpa dapat membawa
lelaki tersebut. Perkiraan banjir semakin besar ternyata menjadi kenyatan.
Ketinggian air sudah sedemikian tinggi sehingga air sudah hampir menenggelamkan
rumah-rumah disitu. Lelaki itu nampak di atas wuwungan rumahnya sambil terus
berdoa.
Datanglah sebuah helikopter dan regu penolong. Regu penolong
melihat ada seorang laki-laki duduk di wuwungan rumahnya. Mereka melempar
tangga tali dari pesawat. Dari atas terdengar suara dari pengeras suara,
”Pak, cepat pegang tali itu dan naiklah kesini, cepatlah
Pak.“ Tetapi lagi-lagi laki-laki tersebut menjawab dengan sombong berteriak,
”Terima kasih, tapi anda tidak usah menolong saya. Saya orang yang beriman dan
rajin berdoa. Tuhan pasti akan menyelamatkan saya, Tenang saja kalian."
Ketinggian banjir semakin lama semakin naik, dan akhirnya
seluruh rumah di daerah tersebut sudah terendam seluruhnya oleh banjir besar
itu. Bagaimana nasib lelaki tersebut?. Lelaki tersebut akhirnya ternyata mati tenggelam. Di akhirat dia dihadapkan pada Tuhan. Lelaki ini kemudian
mulai berbicara bernada protes, ”Ya Allah, aku selalu berdoa padamu, selalu
ingat padamu, tapi kenapa aku tidak engkau selamatkan dari banjir itu?”
Tuhan menjawab dengan singkat, “Aku selalu mendengar
doa-doamu, Untuk itulah aku telah mengirimkan truk, kemudian perahu dan
terakhir helikopter. Tetapi kenapa kamu tidak ikut salah satupun dari mereka
dan menyombongkan diri menjadi orang beriman ?"
وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
0 komentar:
Posting Komentar